Open House Sekolah Arunika Waldorf

Mengunjungi sekolah adalah langkah penting untuk menentukan apakah sebuah sekolah sejalan dengan visi misi dalam nilai-nilai di keluarga anda. Guru-guru dan tim Arunika senang sekali dapat bertemu untuk berbagi kisah tentang filosofi Pendidikan Waldorf. 

Kami membuka pintu seluas-luasnya untuk orang tua dan calon murid baru untuk berkunjung pada hari Jumat tanggal 20 Desember 2019 dalam rangka Open House sekolah Arunika, pada:

Hari/tgl: Jumat, 20 Desember 2019
Jam: 09.00 - 11.00 WIB
Alamat: Jl. Ligar Melati no. 60A, Bandung.

Mari hadir untuk mengenal bagaimana pendidikan memelihara kapasitas anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan sehat jiwa raga. Juga merasakan kehangatan dan semangat komunitas yang menjadikan sekolah ini milik bersama yang dibangun bersama.

Info lebih lanjut bisa menghubungi +62 821-2079-9855



Related Posts:

Penjelasan Tentang Sekolah Waldorf

"Our highest endeavor must be to develop free human beings who are able of themselves to impart purpose and direction to their lives. The need for imagination, a sense of truth, and a feeling of responsibility—these three forces are the very nerve of education" (Rudolf Steiner)

Sekolah Waldorf

Sekolah ini merupakan sekolah independen, yang tidak terikat atau tergantung oleh organisasi/kelompok/orang tertentu, sehingga kami bebas untuk meramu pendidikan yang sesuai dengan tumbuh kembang anak -namun tetap mengacu dan menyesuaikan pada Kurikulum Nasional Republik Indonesia, di mana anak menjadi subyek dan perhatian utamanya; bukan lagi untuk kepentingan sekolah, yayasan, guru, maupun orang tua. Selain itu, kami akan memasukkan unsur dan cita rasa budaya lokal (sunda) ke dalam pembelajaran. Kami menyadari, setiap orang (/anak) perlu mengenali akarnya agar dia dapat tumbuh tegak dan menjulang hingga akhirnya mampu bermanfaat bagi sekelilingnya. Sekolah ini pun merupakan sekolah bhinneka, yang bersifat inklusi; yang menghargai dan menerima perbedaan sebagai suatu keindahan. Tidak ada yang mendominasi atau diutamakan, semua selaras dan seimbang untuk mewujudkan sekolah yang sehat. Kami menyadari untuk menjadikan kondisi ini terwujud membutuhkan keterbukaan dan kesadaran yang utuh dari setiap pihak, terutama para orang tua yang akan menjadi bagian dari komunitas Arunika.

Untuk melihat bagaimana gambaran umum sekolah waldorf, mari tonton video di bawah ini.




Beberapa artikel di bawah ini juga semoga bisa membantu memberi gambaran seputar sekolah waldorf.

http://www.iden.web.id/2018/04/catatan-saya-tentang-indahnya-sekolah.html

https://idenide.blogspot.com/2014/01/sekolah-waldorf.html

https://idenide.blogspot.com/2013/05/crafting.html

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/04/09/sekolah-waldorf-kini-hadir-di-indonesia

https://theurbanmama.com/articles/ritme-keseharian-anak-dalam-filosofi-pendidikan-waldorf-s65741.html


Related Posts:

Waldorf Studi Group Jakarta

[Studi Group Jakarta] 

Mari hadir di studi grup pendidikan Waldorf bulan ini. Topiknya adalah oleh-oleh dari seminar di Jogja, The Evolution of Play.

Kita akan mendengarkan cerita tentang evolusi bermain sejak zaman berburu (hunting and gathering)  hingga zaman modern kini, perubahannya dari masa ke masa tak dapat dihindari berpengaruh erat pada perubahan dan dinamika kehidupan sosial.

Lalu bagaimana dengan anak-anak kita sekarang? bagaimana memelihara hakikat alami kehidupan anak, bagaimana bermain dapat menjadi bekal anak untuk menjalani kehidupan dewasanya kelak?

Kami mengundang teman-teman untuk hadir bersama

*Tanggal : Sabtu, 23 November 2019*
*Waktu : 09:30 - 13:30*
*Tempat : Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gedung A Lantai 1*
Jl. Jenderal Sudirman Gelora-Senayan, DKI Jakarta

*kegiatan : Study Group, Movement, games & craft workshop (merajut)*

*Biaya: Rp. 100.000*
(sudah termasuk snack dan knitting kit)

Informasi selanjutnya bisa lihat di Instagram Waldorf Study Group Jakarta. 



Related Posts:

Cerita Pengenalan Biodynamic Farming Setengah Hari di Sekolah Arunika Waldorf.

"A healthy social life is found only when, in the mirror of each soul, the whole community finds its reflection, and when, in the whole community, the virtue of each one is living" (Rudolf Steiner)

Kisah Biodynamic Farming dibuka dengan cerita tentang evolusi cara bertanam dari waktu ke waktu, perubahan dari pertanian tradisional ke industrialisasi dimana cara bertaninya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar, umumnya cara seperti ini memfokuskan bertanam pada jenis tanaman tertentu saja, tanaman yang lain disingkirkan (yang otomatis juga menyingkirkan ekosistem di tanah tersebut).

Dampaknya adalah ekosistem yang terganggu, hingga pada akhirnya petani perlu usaha extra untuk memelihara kebun /ladangnya dari hama dan tantangan2 lainnya.
Pak Okta juga banyak bercerita tentang dampak yang kemudian muncul yaitu penurunan kualitas tanah kita, kualitas tanaman yang tumbuh, juga dampak lainnya dari pupuk kimia.



Pemikiran itu tumbuh dari Rudolf Steiner di tahun 1924, ketika ia melihat petani di Jerman. 

Dari biologicwine dikatakan bahwa "In 1924, the philosopher and originator of Biodynamic agriculture, Rudolph Steiner presented eight lectures in response to rising concerns about soil degradation and the impact of chemical fertilisers amongst German farmers.  These lectures were translated into English and published in 1928 as The Agriculture Course (A lot of Steiner’s views on Biodynamics were deeply influenced by Johann Wolfgang von Goethe)."



Dalam kuliahnya, Steiner memaparkan bahwa dalam bercocok tanam, petani perlu memperhatikan aspek energi alam semesta dan pengaruhnya ke pertanian.

Yang sebenarnya ini sudah banyak dilakukan oleh nenek moyang kita terdahulu, menarik sekali kemarin ketika mendengar di Bali ada yang namanya kalendar pertanian, dimana para petani di sana menggunakannya untuk menentukan waktu - waktu yang tepat dalam tiap kegiatan pertanian.



Menarik juga bagi saya yang awam mendengarnya karena membangun kesadaran tentang bumi yang dipijak ini, rasanya masih banyak sekali 'timbal balik' yg ingin diberikan, rasanya hubungan dengan bumi ini belum mutual, masih lebih banyak 'mengambil'nya.

Nah kesempatan kemarin kami di Arunika belajar cara mempersiapkan tanah juga pengomposan, yang sangat menarik juga dalam sekali maknanya.
Pengetahuan ini ketemu benang merahnya dari sedikit bayangan tentang konsep 'potensi' di remedy homeopathy.

Ini juga karena sistem pertanian ini dicetuskan oleh Steiner maka akan ada kaitannya dengan yang kita pelajari misalnya 12 senses, juga ritme. Saya baru sadar, bumi kita juga ada breath in breath outnya.



Catatan ini ditulis oleh Nanda Indriana, ditulis ulang atas seizin yang bersangkutan.

Related Posts:

The Art of Parenting and Teaching in The Early Years

Masa depan perkembangan seorang individu, juga masa depan kemanusiaan secara utuh bergantung pada pengalaman yang sehat di tujuh tahun pertama kehidupan.

Kekaguman anak akan dunia merupakan tahap awal dalam tumbuhnya anak menjadi pribadi yang sehat.

Rasa syukur, akan membawa anak untuk mengenal dunia dengan segala kebaikannya. Takzim memandang hal hal baru, hal hal kecil, yang kadang luput dari perhatian kita sebagai orang dewasa adalah bekal bagi anak untuk menempuh kehidupannya ke depan.

Bagaimana lingkungan penuh kehangatan dan kebahagiaan dapat membawa tuntunan menuju kekaguman, rasa syukur dan takzim serta mendukung tumbuhnya moralitas pada anak?





The Art of parenting and teaching in the early years: how do we foster wonder, gratitude, reverence and morality in the young child?

Pemateri : Edith Van Der Meer 
Sekolah Arunika 
Jl. Ligar Melati no.60A
Bandung 
27 Oktober | 08.30-17.00 WIB
28 Oktober | 13:30 - 17:00 WIB 
Biaya: 
Day 1
Seminar :Rp. 180.000
Seminar & workshop : Rp. 350.000

Day 2
Workshop : Rp. 300.000 (Early Bird public talk 15% hingga tanggal 15 Oktober ) 
Grup 5 orang, gratis 1 org

Narahubung:
Ibu Erika 0821 20799 855 (wa only)
_
#seminarArunika #seminarparenting #pendidikanwaldorf #waldorfeducation #earlychildhoodeducation #edithvandermeer #sekolahdibandung #sekolahramahanak

Related Posts:

Tentang Ritme, Repetisi, dan Reverence

*Ritme* mengajak kita mengenal siklus kehidupan yang bergerak dari satu kutub ke kutub yang lainnya, keberadaan ritme ada di sekeliling kita, dari alam semesta hingga denyut jantung di dalam tubuh ini. Mengenal, juga memaknai ritme akan memudahkan kita mengelola diri, melatih kepekaan, juga menumbuhkan pemahaman bahwa segala sesuatu ada tempatnya.

*Repetisi* bergandengan dengan ritme. Ritme berulang akan tumbuh menjadi kebiasaan. Ritme dan Repetisi erat sekali kaitannya dengan sense of life (indera kehidupan). Pembiasaan kebiasaan baik lewat ritme dan repetisi akan membangun disiplin dalam diri. 

Dalam repetisi ada sebuah pesan "pantang menyerah" yang terselip, kita tentu familiar dengan pemandangan anak terjatuh kemudian bangkit lagi, memampukannya dari bayi telentang untuk nantinya bisa melangkah dan berlari.

Dalam Repetisi , juga Ritme ada aspek 'pengalaman' yang membangun personal boundaries, sebuah kompas yang mengarahkan makhluk hidup untuk dapat mengelola diri. 

*Reverence*, yang berarti rasa takzim. 
Mengutip dari Rudolf Steiner : "receive children in reverence" yang berarti "terima anak dengan rasa takzim.." 
sebuah makna mendalam bahwa anak ataupun anak didik yang hadir dalam kehidupan kita bukanlah suatu kebetulan, ia juga mereka hadir sebagai hadiah. Begitupun kita, beserta alam semesta, segalanya dihadirkan Sang Pencipta untuk sebuah tujuan.

Pertanyaannya.. Apakah kita sudah menerima anak dengan rasa takzim juga hormat? Apakah kita sudah menerima diri ini dengan rasa takzim? 

Anak lahir membawa kepasitas sense of wonder, dengan rasa takzim juga cikal bakal spiritualitas yang murni.. Anak-anak dengan otot otot matanya yang begitu aktif bergerak gerik kesana kemari mencari detil detil segala benda yang diamati.

Anak memperhatikan makhluk hidup, semut berjalan, pohon bergoyang, juga daun-daun kering yang berjatuhan dalam rasa takjub.

Dengan rasa takzim, kita membangun rasa menghargai (respect), baik itu kepada makhluk hidup, juga pada lingkungan. Rasa takzim inilah yang menumbuhkan syukur, belas kasih, juga empati.

Membangun reverence di rumah dapat dimulai dengan membiasakan sikap "less is more", membiasakan diri merasa cukup agar kita menghargai apa yang dimiliki.

Reverence, gesture yang terlihat dari luar namun kualitasnya ada di dalam diri.


Tentang Ritme, Repetisi, dan Reverence ini adalah tulisan dari Dwi Rahmatanti 



Related Posts:

Mengenal Indahnya Sekolah Waldorf

Apakah anda tertarik dan ingin tahu serta mengenal Pendidikan Waldorf?
Yuk, ikuti seminar dua hari yang akan diselenggarakan tanggal 7 dan 8 September 2019 mendatang. Kita akan belajar mengenai konsep dasar Pendidikan Waldorf, terutama untuk Jenjang Usia SD, dan bagaimana hal tersebut diterapkan dan dipakai dalam proses belajar-mengajar. 

Tempat: The Cliff (Resto)
Jl. Ligar Melati no.60
Pukul 08.30-17.00 WIB
Biaya: 
Rp 485.000/org || Rp 420.000/org (Early Bird hingga tanggal 25 Agustus) 
Grup 5 orang, gratis 1 org

Investasi termasuk:
- 2 Hari Full Day Seminar 
- Makan Siang dan Snack
- 9 Tema Kegiatan/Materi (21st Century Education, 12 Senses, 3 Folds Education, 4 Tempraments, Biography, Games, Art, Singing and Story telling)

Narahubung:
Ibu Erika +62 813-2196-3682 (wa only)
Link pendaftaran: http://bit.ly/IndahnyaPendidikanWaldorf




Related Posts:

Arunika Menjawab

Sahabat Arunika, ingin mengenal pendekatan waldorf?

Memiliki pertanyaan mengenai pendekatan Waldorf?

Yuk, tuliskan pertanyaanmu di kolom komentar dan datanglah ke gelaran Pasar Sehat 2019 pada 30 Maret mendatang di 23 Paskal Shopping Center untuk mendengar jawabannya. "Arunika Menjawab" bersama komunitas belajar arunika waldorf, dengan Ari Novianti @aribubiilala dari arunika serta Dira Sugandi @dirasugandi orangtua di kinder waldorf akan menjawab pertanyaan sahabat!

Jadi...mau tanya apa nih?

Caranya

Follow @arunikawaldorf 

Kemudian silakan regram postingan ini, tag @arunikawaldorf dalam postinganmu, mention dan undang 5 teman mu untuk menghadiri bincang seru ini, tuliskan pertanyaanmu dalam caption ya.


Related Posts:

Peluang Berkolaborasi Menjadi Relawan Di Arunika

"Love starts when we push aside our ego and make room for someone else" Rudolf Steiner

Berawal dari sebuah mimpi atau keinginan individu untuk membawa pendidikan yang hangat dan indah serta memanusiakan manusia seutuhnya, SD Arunika ini hadir. Dari sebuah komunitas, mimpi individu ini bergulir dan menjadi mimpi bersama.

Masih panjang perjalanan kami dan semakin besar daya yang kami perlukan. Oleh karena itu, kami membuka peluang magang relawan yang memiliki mimpi dan hasrat yang sama untuk melakukan perubahan bagi Indonesia melalui pendidikan.

Yuk, bagi kamu yang 'gemas'' terhadap kondisi saat ini yang penuh dengan energi negatif, mari bersama-sama melakukan perubahan bagi masa depan yang lebih indah, hangat, dan humanis.

Content: @daniajai

Desain: @neracalangit

Related Posts:

The Search For A Good School

Setiap orang tua, dan juga pendidik tentunya menginginkan hal-hal baik untuk anak-anaknya, termasuk halnya dalam memberikan pendidikan atau memilih sekolah. Dengan banyaknya sekolah dan ragamnya metode pendidikan, orang tua dapat belajar dan mencari tahu mana yang sesuai dengan nilai-nilai keluarga dan harapan bagi anak. Jika demikian, tentunya akan muncul beberapa parameter dari sekolah yang baik. 

Pada public talk kali ini, Horst Hellman  dan Katherine Estember akan menceritakan tentang esensi pendidikan, bagaimana sekolah dapat memelihara potensi diri anak agar kelak ia tumbuh matang dengan sempurna, sebuah pendidikan yang disesuaikan dengan tumbuh kembang berdasarkan usia. Apa-apa saja yang terjadi saat masa pendidikan anak selama 21 tahun pertama dalam hidupnya. Bukan hanya itu, nilai-nilai dasar apa saja yang perlu dimiliki seorang anak agar dapat menghadapi tantangan yang akan dialaminya pada jamannya: dan bagaimana sekolah mampu memberikannya.

Bagaimana kita sebagai orang tua dan pendidik dapat menghadirkan pendidikan untuk membekali anak sepanjang hayat, juga untuk kita orang dewasa yang masih terus berproses, kita akan belajar untuk menuju pribadi yang lebih berkualitas. 

Public talk ini akan diselingi dengan movement, games dan artistic activities, sebagai penyeimbang dari kerja otak kita. Agar proses pembelajaran dapat dilakukan pada area head-heart-hand, yang mana menyentuh secara menyeluruh (holistic education).

Horst Helman sendiri telah berpengalaman selama 28 tahun sebagai Guru Waldorf, juga membangun dan memdampingi terbangunnya sekolah-sekolah waldorf di dunia (Jerman, Singapura, Taiwan, Thailand, Phillipines), sedang Katherine Estember merupakan seorang pendiri dan guru waldorf di Tuburan, Philipine; yang kini sedang mempersiapkan jenjang SMA (High School). Keduanya merupakan pemateri yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang sangat berharga, yang tentunya akan baik dan diperlukan bagi kita para orang tua maupun guru atau siapapun yang tertarik dengan pendidikan dan anak.


Pendaftaran dapat dilakukan melalui:

Bit.ly/arunikapubliclecture 


Kegiatan berlangsung 2 hari

Sabtu, 16 Maret 2019

08.00-16.00

Dan 

Minggu, 17 Maret 2010

08.00-12.00


Kegiatan akan dilaksanakan di 

Eco learning camp

Jl. Bukit Dago Pakar

Bandung


Investasi

Early bird 675.000

(sampai dengan 10 Maret 2019)

Reguler 750.000

Grup @650.000 (min 5 peserta) 

Mari berbekal untuk kebaikan generasi masa depan. 

Segera daftarkan diri anda karena TEMPAT TERBATAS. 

Related Posts:

Open Donation! Bantu Sekolah Dasar Waldorf Pertama di Indonesia

Sejak tahun 2012 yang lalu, kami telah rutin melakukan studi grup dalam rangka berbagi ilmu dan pengetahuan serta pengayaan akan konsep pendidikan yang dibawa oleh Rudolf Steiner, juga penerapannya dalam berbagai kegiatan. Kini, mulai tahun 2017 kami sedang mempersiapkan Sekolah Dasar Waldorf pertama di Indonesia, yaitu sekolah yang berdasar pada pemahaman tumbuh kembang manusia sebagai makhluk spiritual, di dunia material yang diimbangi oleh aktivitas jiwa. Untuk itu, kami membutuhkan dukungan dari banyak teman-teman, yang memiliki visi dan harapan yang sama, untuk mewujudkan generasi atau manusia yang merdeka.


Sekolah yg berbasis komunitas ini lahir dari tangan tangan tulus, hati yang hangat dan pemikiran yang jernih. Kami dipertemukan utk mewujudkan cita cita bersama mewujudkan sebuah ruang belajar, tumbuh kembang yang sehat, nyaman dan memanusiakan. Semangat yg kami tanamkan dalam nilai dasar yg kami jalani. Semangat pendidikan holistik, semangat kebhinekaan dan cita cita mengantarkan individu yang selalu berusaha menjadi lebih baik. Tentunya kamu juga demikian kan?
Site Plan Arunika 


Mengapa harus membuat sekolah lagi jika sudah banyak sekolah yang ada di Bandung ini?

Hal ini tentunya menjadi salah satu pertanyaan awal dari para penggiat atau motor penggerak Arunika ini. Kami sadar, bahwa sekolah telah banyak dan marak, juga dengan beragam metode dan alternatif. Namun, berangkat dari sebuah kesadaran akan perlunya sebuah sekolah yang sesuai dengan tumbuh-kembang anak (sesuai usianya), juga keresahan akan sistem pendidikan yang memisahkan antara satu cabang dengan yang lain, (tidak mengabaikan akan prinsip2 alam yang sesungguhnya: keseluruhan, saling terkait, dinamis, dan seimbang); menjadikan kami merasa perlu untuk mewujudkan Sekolah Dasar Waldorf ini, dengan nama ARUNIKA. (Berasal dari bahasa Sansekerta, Arunika berarti seberkas cahaya mentari setelah terbit di kala pagi. Seperti cahaya matahari di pagi hari yang membawa kehangatan, kami berkeinginan untuk menghadirkan pendidikan anak yang memanusiakan yang mengacu pada Antrophosophy, yaitu sebuah spiritual science untuk memahami manusia akan peranannya di dunia ini.) Juga dikarenakan kami berpijak di tanah Indonesia, kami menyadari pentingnya akan kebhinnekaan, maka Sekolah Arunika ini pun adalah Sekolah Bhinneka.


Saat ini kami sedang fokus membangun aula setelah berdiri sebuah saung kelas dari bambu dan satu lapangan yang akan menjadi tempat berkegiatan siswa dan komunitas di tahun pertama kami. Setiap bantuan dan doa akan mengalir menjadi makna dan manfaat pada semua yang menggunakan aula ini.

Rencana Aula Arunika 
Setiap donasi yang Anda kumpulkan akan disalurkan ke "Bantu Sekolah Dasar waldorf pertama di Indonesia".


Related Posts:

Introduction To Waldorf Education. Mengenal Indahnya Pendidikan Waldorf ...



Mengenal indahnya pendidikan waldorf. Metode Waldorf (yang digagas oleh Rudolf Steiner) dalam keseluruhan rangkaian pembelajaran. Pendidikan Waldorf yang merupakan sebuah pendidikan holistik,yang akan diterjemahkan dalam setiap elemen pembelajaran, sehingga pengalaman dan rasa akan nilai-nilai yang digagas oleh Steiner dapat tumbuh dan meresap dalam sanubari setiap anggota komunitas, terutama anak. Sekolah Waldorf pertama berdiri di Stuttgart, Jerman pada tahun 1919. Pada masa itu, pasca perang dunia pertama, banyak kekacauan yang terjadi. Berangkat dari kondisi itu, Rudolf Steiner mulai menyuarakan akan kebutuhan adanya tatanan masyarakat baru yang akan membawa keseimbangan pada dinamika dunia. Dari situlah, Emil Molt, seorang pengusaha yang memiliki keresahan yang sama dan tertarik untuk mengaplikasikan konsep yang dibawakan oleh Steiner. Ia kemudian meminta Steiner untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak para pekerjanya. Steiner menyetujui dengan empat syarat, yaitu: terbuka untuk semua, co-education, berlangsung 12 tahun, dan guru penanggung jawab utama.

Related Posts:

Tentang Child Study di Sekolah Waldorf

CHILD STUDY: komitmen menyokong perkembangan individu anak
Salah satu kekhasan sekolah Waldorf adalah bagaimana guru-guru memperhatikan setiap anak murid dengan penuh rasa hormat, rasa cinta, dan tanggung jawab.
Guru-guru Arunika Waldorf yang terpilih adalah guru yang menyadari, meyakini, dan menjalani dengan kesungguhan sebuah keniscayaan bahwa anak adalah makhluk spiritual yang telah memilih jalannya di kehidupan ini untuk berkontribusi dalam perannya di bumi ini, sehingga para guru dengan penuh kesadaran bertanggung jawab dan berupaya agar setiap anak yang dihadapinya dapat memenuhi semua potensinya sehingga kelak mampu menjalani perannya di bumi ini.
Salah satu upaya yang dilakukan para guru Waldorf adalah dengan melakukan Child study atau studi anak padabsetiap individu anak, di mana keadaan anak, situasi perkembangannya, kemampuan fisik, karsa, rasa dan akalnya, kesulitan-kesulitannya dan bakat-bakat
alaminya, tantangan dan hal-hal yang memacunya menjadi pembahasan mendetail sehingga para guru menemukan jawaban tentang apa yang bisa atau perlu mereka lakukan untuk mendukung perjalanan pembelajaran sang anak.
Studi anak dilakukan setiap minggu di mana satu anak bisa dibahas di studi anak hingga berminggu-minggu, namun dapat dipastikan setiap anak akan mendapatkan giliran studi anak. Pada masa studi anak ini, kemungkinan guru pulang membawa banyak pertanyaan tentang anak tersebut di mana bisa saja guru akan bertanya pada orang tua hal-hal mengenai anak tersebut untuk membantunya dalam proses studi sang anak.


Related Posts:

Buku Pengenalan Pendidikan Waldorf

Pendidikan Waldorf adalah sebuah konsep  yang holistik. Sebuah konsep pendidikan yang memanusiakan manusia. Pendidikan yang tidak hanya mengedepankan aspek intelegensia saja melainkan juga aspek karsa dan rasa. Pendidikan yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan, seni, dan spiritual. Sebuah konsep yang dapat mengembalikan makna pendidikan yang hakiki. Pendidikan yang dapat menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi generasi milenial melalui sebuah perjalanan pendidikan yang penuh makna.
Buku ini menjelaskan betapa pentingnya pendidikan anak usia pra sekolah sebagai fondasi bagi keberlangsungan pendidikan pada jenjang-jenjang berikutnya. Fondasi yang didasarkan pada keunikan dan tahapan perkembangan anak. Berfokus pada karsa sebagai bagian dari tiga aspek mendasar, yaitu karsa (willing), rasa (feeling), dan akal (thinking), melalui pengembangan dua belas indera manusia yang dikemukakan oleh Rudolf Steiner.
Penulis tidak hanya memaparkan teori-teori yang mendasari pendidikan Waldorf tetapi juga memberikan gambaran bagaimana teori ini dapat dipraktikan di dalam sebuah lembaga pendidikan anak usia pra sekolah dan di rumah. Banyak contoh-contoh aplikatif yang dapat dilakukan oleh para guru maupun orang tua.
Buku ini mengajak seluruh guru, orang tua, dan para praktisi pendidikan lainnya khususnya mereka yang terlibat dalam pendidikan anak usia pra sekolah untuk membuka pemikirannya bahwa pendidikan bukanlah alat untuk mencetak anak-anak yang pintar secara akademis saja melainkan bagaimana anak-anak ini nantinya tumbuh menjadi seorang dewasa yang mengetahui tujuan hidupnya dan dapat memberikan makna bagi kehidupannya dan kehidupan orang-orang lain di sekelilingnya.     
Puisi indah di lembaran yang menutup buku ini diambil dari buku kumpulan puisi anak karya Manda Wellang.
Pemesanan buku ini atau juga buku puisinya dapat dilakukan dengan mengisi form :
bit.ly/bukupengenalanwaldorf


Related Posts:

Mengenal Pendidikan Waldorf bersama Pustakalana

Sebagai orang tua, pasti menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anaknya, dari mulai jenjang pendidikan usia dini hingga pendidikan lanjutan. Berkembangnya ilmu pengetahuan memberikan banyaknya alternatif metode pembelajaran untuk menunjang setiap jenjangnya. Metoda pembelajaran Waldorf menjadi salah satu alternatif yang ditawarkan di dunia pendidikan saat ini.
Apa itu Waldorf? Mengapa Waldorf dapat menjadi alternatif metode pembelajaran dalam dunia pendidikan? Apa perbedaan sekolah Waldorf dengan sekolah pada umumnya? Dan mungkin banyak pertanyaan lain mengenai Waldorf yang bisa didapatkan jawabannya melalui: 
"Mengenal Pendidikan Waldorf" untuk aktivitas tingkat Sekolah Dasar Awal bersama Arunika Waldorf
Acara ini akan memberi gambaran kepada orang tua akan aktivitas yang dilakukan di SD Waldorf. Di sesi akhir akan disampaikan pula perkembangan anak usia 7-14 tahun, serta penjelasan tentang aktivitas yang telah dilakukan dari sesi awal acara.
Jumat, 25 Januari 2019
Selaras Lounge - Selaras Guest House & Restaurant
09.00-12.00 WIB
HTM:
Rp. 125.000 (MEMBER PUSTAKALANA) 
Rp. 150.000 (UMUM)
Including: beverages

Registrasi: bit.ly/ruangterbukapustakalana2019
Info:
08818670740 (Kak Gita)

Related Posts:

Hari Keluarga di Arunika

Dengan semangat kebersamaan, keluarga Arunika mengadakan kegiatan bersama di Sekolah.
Sepotong gambar yang menyisakan sedikit kenangan di acara Arunika Family Day kemarin.
Kami yang seada-adanya, dengan senyuman dan tawa di beberapa pojok dan moment; menyisakan sepenggal kehangatan berselimut harapan.
Semoga tawa dan keriaan kemarin menghidupi tanah dan ruang Arunika. Memberikan rasa cinta, kasih, dan kehangatan pada setiap jejak kaki dan tangan di tanah Arunika.



Dongeng Budak Pahatu

Bermain bersama
Selamat menikmati akhir tahun dengan penuh perenungan dan penghayatan, mari songsong tahun yang baru dengan harapan dan sukacita baru. 
Sedikit pelajaran dr pembina kami, ".. Rintangan dan ketakutan mungkin/akan ditemui, maka yang perlu dilakukan adalah tetap berjalan. Jalani saja, nanti juga terlewati." Maka yang demikian sesuai dengan yang dikatakan Steiner, "We must eradicate from the soul all fear and terror of what comes toward us out of the future /
We must acquire serenity in all feelings and sensations about the future / We must look forward with absolute equanimity to everything that may come / And we must think that whatever comes is given to us by a world directive full of wisdom / It is part of what we must learn in this Age; namely, to live out of pure trust /
Trust in the ever present help of the spiritual world /Truly nothing else will do if our courage is not to fail us /
Let us develop our will / And let us seek the awakening within ourselves every morning and every evening." /

Menyimak dongeng
Makan bersama

Related Posts:

Pendaftaran Siswa Baru Tahun 2019

Dengan penuh syukur dan rasa bahagia, Arunika Waldorf membuka pendaftaran siswa baru jenjang Sekolah Dasar pada tahun 2019 ini.
Prosedur pendaftaran bisa dilihat dalam gambar di bawah ini.

Pendaftaran Sekolah Dasar Arunika Waldorf
Berikut ini prosedur pendaftaran siswa:

Prosedur Pendaftaran Sekolah Dasar Arunika Waldorf
Sila disebarkan, mungkin ada teman, saudara, yang membutuhkan informasi ini. 

Related Posts: