Sore Seru Di Arunika Waldorf

"Receive the children in reverence, educate them in love, and set them forth in freedom" (Rudolf Steiner). 

Saat ini kebutuhan akan sekolah yang mengedepankan keindahan, kelembutan menjadi sangat penting.

Ada yang pernah mendengar sekolah Waldorf atau Sekolah Steiner? Pendidikan Steiner ini sangat indah lho dan mengedepankan kebutuhan anak, bukan kebutuhkan kurikulum atau tekanan masyarakat.

Anak-anak belajar untuk mencintai dirinya, manusia lain dan pengetahuan.

Sangat menarik kan...
Bagaimana cara ikutan? 

Yuk kenalan dengan metode belajar di Sekolah Waldorf.

Pada:

*Rabu*
*25 April, 2 Mei dan 9 Mei*
*Jam 15-17 WIB*
*Jagad Alit, jl. Babakan Jeruk IIIE*
https://goo.gl/maps/QTp7h1uhuyN2
*usia: 6,5 -9 th*

Di sini anak-anak akan belajar melalui Finger Knitting, juga bernyanyi, bermain permainan tradisional dan menggunakan kisah (dongeng) sebagai pengantar. 

Asyik kan?
Mari langsung mendaftar ke Ami 081931454591

Karena kuota anak sangat terbatas


Related Posts:

7 Tahun Pertama di Pendidikan Waldorf

Filosofi pendidikan waldorf berbeda dengan pendekatan lain tapi memiliki irisan yang hampir sama. Sama-sama fokus pada tumbuh kembang anak pada fase-fase tertentu. Di sekolah waldorf, perkembangan anak diperhatikan dengan baik karena akan memberikan kontribusi para perkembangan di fase-fase berikutnya. 

Ditahap pertama mulai dari 0 sampai 7 tahun. 0-7 disebut sebagai tujuh tahun pertama. Di tahun ini, anak membangun karsa (kehendak, keinginan) atau will. 

Di tahap ini anak belajar meniru orang dewasa. Anak mesti menangkap kesan baik dan rasa aman lewat hal yang muncul dalam keseharian. Rasa aman ini didapatkan pula lewat keteraturan pola rutinitas sehari-hari di mana anak mendapatkan prediksi tentang kehidupan sekaligus belajar membangun ritme dalam menjalani hidupnya. 

Nah ritme ini menjadi sangat penting buat anak. Di playgroup waldorf, ritme dijaga agar anak mampu menangkap pembelajaran dari dalam dirinya.

Di tahap ini, guru nyaris tidak ada instruksi, guru hanya menyontohkan saja, menjadi teladan buat anak-anak.
Rudolf Steiner mengibaratkan pendampingan anak selama kurun waktu ini seperti kita menanam benih tumbuhan. 

Kita tidak perlu mengajarkan tumbuhan itu bagaimana cara tumbuh, bermetamorfosis atau cara menyerap nutrisi lewat akar. Kita hanya perlu menyediakan lingkungan terbail untuk benih tersebut: air, tanah yang subur, udara yang baik, sinar matahari yang cukup, serta doa beserta rasa kasih sayang.

Merajut di Sekolah Waldorf (Arunika Waldorf)

Related Posts: