Jika diibaratkan sebuah tumbuhan, bangunan di Sekolah Arunika Waldorf itu seperti tunas yang terus tumbuh satu persatu. Jika dianggap sebagai induk, saung pertama yang dibangun pertengahan tahun 2018 itu kini bertambah tinggi karena tunas di bagian bawahnya sudah berdiri kuat menopang bangunan saung di atasnya.
Kita bisa
melihat wujud bangunan fisik yang ada di sekolah. Bangunan fisik yang menjadi
bagian dari proses menyediakan lingkungan belajar yang nyaman untuk semua.
Bangunan fisik
di lingkungan Sekolah Arunika Waldorf secara perlahan menunjukkan dirinya
secara utuh. Dari hanya satu bangunan, kini berdiri empat bangunan, yang
pertama bangunan TK, yang kedua kelas 1 dan kelas 6, yang ketiga kelas 2 dan
kelas 5, serta bangunan tiga lantai yang kelak akan menjadi ruangan untuk
kantor, dan kelas 3 dan kelas 4.
Lewat
tangan-tangan terampil Mang Ojak dan tim, mulai dari pembangunan awal,
pembongkaran dan pemasangan kembali, saung induk sekarang kokoh di atas.
Tak kalah pentingnya
adalah peran dari Gratama (sebuah perusahaan konstruksi) yang membuat bangunan
bawah penopang yang kuat, Pak Dadi dengan Pak Eno selaku pemimpin di lapangan
yang mengorganisir pekerjaan mulai dari pekerjaan fondasi, tiang struktur,
pekerjaan lantai dasar dan lantai atas dengan rapi. Pekerjaan konstruksi ini
dimulai dari bulan November 2023 dan berakhir pada bulan Januari 2024.
Pekerjaan
selanjutnya tentu saja tidak lebih mudah dari proses membangun yaitu memelihara
bangunan. Sebagaimana latihan-latihan fisik yang dilakukan pada tubuh manusia
untuk menjaga kesehatannya, memelihara bangunan yang Sudah berdiri kokoh juga
sejatinya untuk membuat agar tetap sehat bagi para pegiat yang berada dalam
lingkungannya.
Tangan-tangan
yang juga tidak kalah penting dalam proses pembangunan fisik ini adalah
kebaikan para donator, orang tua, serta pihak-pihak yang mendukung keberadaan
sekolah ini agar terus berkesimbangunan. (idn)
Kini |